Personal Hygiene

 

MENJAGA KEBERSIHAN DIRI ITU PENTING!


Kebersihan sering dikaitkan dengan kesehatan. Ketika seseorang dapat menjaga kebersihan terutama kebersihan diri sendiri maka ia dapat meningkatkan derajat kesehatan. Sebaliknya, jika seseorang tidak mampu menjaga kebersihan diri maka besar kemungkinan akan memiliki kesehatan yang buruk. Hal yang paling mudah agar tetap sehat baik secara fisik maupun psikis adalah dengan menerapkan kesehatan pribadi atau personal hygiene.

Apa itu Personal Hygiene?

Personal hygiene adalah kebersihan dan kesehatan perorangan yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri dan orang lain, baik secara fisik maupun psikologis (Tarwoto dan Wartonah, 2006). Personal hygiene mencakup perawatan kebersihan kulit kepala dan rambut, mata, hidung, telinga, kuku kaki dan tangan, kulit, dan area genital (Kozier dan Erb, 2009; Potter dan Perry, 2006; Tarwoto dan Wartonah, 2006). 

Manfaat Personal hygiene

Manfaat personal hygiene adalah:

  1. Memberikan rasa nyaman dan rileks karena tubuh dalam keadaan bersih dan tidak bau.
  2. Melatih hidup sehat dan bersih dengan memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap kebersihan dan kesehatan.
  3. Mencegah infeksi nosokomial yang timbul dari diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitar.
  4. Mempertahankan integritas jaringan kulit tubuh.
  5. Menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan.

Jenis-jenis Personal Hygiene

        Menurut Uliyah dan Hidayat (2008) dan Potter dan Perry (2006) jenis-jenis personal hygiene yaitu:

  • Kebersihan tangan, kaki, dan kuku

Mencuci tangan merupakan suatu proses membuang kotoran secara mekanis dari kulit kedua belah tangan menggunakan sabun dan air bersih sehingga mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit pada tangan (Kahusadi et al.,2018). Waktu untuk membersihkan tangan yaitu sebelum makan, sesudah buang air besar dan menggunakan toilet, sebelum memegang bayi, saat menyiapkan makanan (sebelum dan sesudah) dengan enam langkah yang benar. (Kemenkes RI, 2020). Menjaga kebersihan kaki dapat dilakukan dengan memakai alas kaki yang nyaman dan aman. Mencuci kaki saat setelah beraktivitas sebelum tidur dan saat kotor. Kebersihan kuku juga harus tetap dipertahankan karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku maka penting untuk memotong kuku setiap seminggu sekali.

  • Kebersihan rambut

Kebersihan rambut dapat dijaga dengan mencuci rambut secara teratur paling sedikit 2-3 hari sekali atau saat rambut kotor dengan menggunakan sampo pencuci rambut dan air bersih.

  • Kebersihan gigi dan mulut

Menggosok gigi menggunakan pasta gigi merupakan salah satu cara merawat gigi yang baik. Upaya kebiasaan yang baik untuk perawatan gigi dilakukan paling sedikit dua kali dalam sehari yaitu pagi hari dan malam hari sewaktu akan tidur.

  • Kebersihan mata, hidung, dan telinga

    Kebersihan hidung dapat dilakukan saat mandi namun tidak terlalu keras agar tidak menimbulkan luka.

  • Kebersihan kulit

Tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan kulit yaitu dengan mandi dan memakai baju bersih. Mandi menggunakan air bersih dan pakai sabun paling sedikit dua kali sehari.

  • Kebersihan genetalia

Suatu tindakan membersihkan bagian genetalia untuk mencegah terjadinya infeksi ataupun jamur yang menempel pada bagian genetalia. Kebersihan genetalia penting dilakukan saat mandi, setelah buang air besar dan setelah buang air kecil. Adapun cara membersihkan genetalia anak menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020) yaitu:

1)      Setelah BAB (Buang Air Besar) Cebok menggunakan sabun dan air yang bersih

dari arah depan ke belakang.

2)      Setelah BAK (Buang Air Kecil)

a)      Laki-laki

Membersihkan ujung penis dan area di dalam kulit kulup secara lembut dengan air yang bersih tanpa menggunakan sabun, karena sisa air kencing yang menempel bisa menjadi sarang kuman.

b)      Perempuan

Membersihkan bagian luar vagina dengan air bersih, karena bagian dalam vagina memiliki kemampuan untuk membersihkan sendiri. Mencuci bagian depan ke belakang adalah prinsip yang juga harus diajarkan. Cara ini untuk mencegah kuman dari dubur masuk ke dalam vagina.

Tanda dan Gejala 

Menurut Departemen Kesehatan RI 2000, tanda dan gejala individu dengan kurang perawatan diri adalah:
  • Fisik

a.       Bau badan dan pakaian kotor

b.      Rambut dan kulit kotor

c.       Kuku panjang dan kotor

d.      Gigi kotor disertai mulut bau

e.       Penampilan tidak rapi 

  • Psikologis

a.       Malas dan tidak ada inisiatif

b.      Menarik diri atau isolasi diri

c.       Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina

  • Sosial

a.       Interaksi kurang

b.      Kegiatan kurang

c.    Cara makan tidak teratur, buang air besar dan buang air kecil di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Faktor faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:

a.  Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya tentang kebersihan diri karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.

b.  Status Sosial dan Ekonomi

Melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang cukup sehingga memerlukan dana.

c.  Pengetahuan dan Perkembangan Individu

Kedewasaan individu akan memberi pengaruh pada kualitas diri individu tersebut, Salah satunya adalah pengetahuan yang lebih baik, pengetahuan itu penting dalam meningkatkan status kesehatan individu. Sebagai contoh, agar terhindar dari penyakit kulit, kita harus mandi dengan bersih setiap hari.

d. Kebudayaan

Individu dari latar belakang kebudayaan yang berbeda, maka akan mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda pula. Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa saat individu sakit tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya.

Dampak Personal Hygiene

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene (Tarwoto & Wartonah, 2004) meliputi:
a.       Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita individu karena kebersihan perorangan tidak terpelihara dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

b.      Dampak Psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

Penatalaksanaan Personal Hygiene

Apabila seseorang memiliki tanda-tanda masalah defisit perawatan diri maka dapat dilakukan penatalaksanaan latihan personal hygiene yaitu dengan melatih menjaga kebersihan tangan dengan cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, gosok gigi, mandi, dan menyiapkan pakaian secara mandiri. Latihan personal hygiene dapat membuat seseorang memiliki minat untuk melakukan perilaku hidup sehat dengan perawatan diri yaitu dari “tidak baik” menjadi “baik”.

Seperti penjelasan di atas personal hygiene sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga kesehatan diri sendiri. Terkadang untuk penerapannya tidak dalam sekali niat karena lebih dulu muncul rasa malas dan enggan untuk melakukannya. Oleh karena itu, perlu tekad yang bulat untuk menjaga kebersihan semaksimal mungkin guna mencegah terjangkitnya penyakit.



Referensi:

Alimul, A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Aulia, F.I., Muhlisin, H.M.A., dan Kartinah. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Personal hygiene terhadap Pengetahuandan Sikap di SDN Rembes 1 Dusun Watugimbal Kecamatan Beringin kabupaten Semarang. Artikel. Surakarta: Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Andriani, Devi and Ardani, M. Hasib (2016) Gambaran Persepsi Pasien tentang Pelaksanaan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene oleh Perawat di RSUD Ungaran Semarang Tahun 2016. 9-11. Undergraduate thesis, Diponegoro Universsity.

Cahyarani, Merlinda Dwi (2023) STUDI KASUS PENERAPAN LATIHAN PERSONAL HYGIENE PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI. Thesis. 1-2. Universitas Jenderal Soedirman.

Silalahi, V. (2017). PERSONAL HYGIENE PADA ANAK SD NEGERI MERJOSARI 3. Jurnal Akses Pengabdian Indonesia, 2 (2), 16-23.


Nama: Nola Dwi Cahyaning Penggalih
NIM: 22102150
Kelas: 22C Ilmu Keperawatan

Komentar