KEJADIAN LUAR BIASA HEPATITIS A DI KAB. JEMBER, LEBIH DARI 80 KASUS TERKONFIRMASI
Hepatitis A adalah penyakit akut yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A yang disebarkan oleh kotoran/tinja penderita, biasanya terinfeksi melalui makanan (Kenneth & Ray, 2004). Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan virus hepatitis menyebabkan 1,34 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2015. Beberapa kasus terjadi tanpa gejala terutama bagi penderita yang masih muda. Penyebaran penyakit ini tergolong mudah, karena berkaitan dengan tidak adekuatnya sistem sanitasi dan kebersihan diri. Hal ini menyebabkan kejadian Hepatitis A dapat muncul bersamaan dalam sebuah wilayah dan menjadi epidemi.
Salah satu kasus penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis A terjadi di Indonesia yakni di wilayah Kabupaten Jember, Jawa Timur. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jember tercatat sejak 16 November hingga 25 Desember 2019 telah ditemukan sebanyak 217 kasus dengan rincian sebanyak 82 kasus sudah terkonfirmasi sebagai hepatitis A, sedangkan sebanyak 135 kasus belum terkonfirmasi dari laboratorium.
Kasus hepatitis A sejak bulan September 2019 (minggu ke-36 hingga minggu ke-40) sebanyak 21 kasus, kemudian pada Oktober 2019 (minggu ke-41 hingga minggu ke-44) sebanyak 16 kasus, selanjutnya pada November 2019 (minggu ke-45 hingga minggu ke-48 sebanyak 78 kasus), dan pada Desember 2019 (minggu ke-49 hingga minggu ke-52 tercatat sebanyak 102 kasus).
Dilihat dari wilayah persebarannya, tempat tinggal pasien Hepatitis A yang terdata tersebar di 19 wilayah puskesmas yakni Puskesmas Sumbersari mencatatkan angka tertinggi pasien Hepatitis A yaitu sebanyak 79 orang, kemudian Puskesmas Sukowono (44) dan Mangli (31) menempati urutan kedua dan ketiga.
Ciri-ciri penderita hepatitis A biasanya
diikuti dengan demam yang tinggi, lesu dan lelah, mual dan muntah, tidak nafsu
makan, mata dan pangkal kuku berwarna kuning, serta air kencing berwarna pekat.
Langkah utama dalam mencegah Hepatitis A adalah melakukan vaksinasi hepatitis
A. Vaksin ini dianjurkan bagi mereka yang berisiko tinggi terserang hepatitis
A, misalnya:
- Pekerja dinas kebersihan
- Petugas pembersih toilet
- Orang yang aktif berhubungan
seksual
- Penderita penyakit kronis
Di Indonesia, vaksinasi hepatitis A tidak termasuk ke dalam imunisasi
wajib. Vaksin ini dapat diberikan antara usia 2–18 tahun sebanyak dua kali
dengan jeda 6–12 bulan.
Hepatitis
A juga dapat dicegah dengan menjaga kebersihan, yaitu melalui upaya-upaya
berikut ini:
- Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun secara rutin,
terutama sebelum makan, sebelum mengolah makanan, dan setelah dari toilet
- Tidak berbagi penggunaan
barang-barang pribadi, seperti sikat gigi atau handuk, termasuk juga
peralatan makan
- Selalu memasak makanan sampai
matang dan merebus air sampai mendidih
Jika Anda menderita hepatitis A, lakukan beberapa cara
berikut untuk mencegah penyebaran infeksi ke orang lain:
- Tidak berhubungan intim sampai
benar-benar sembuh
- Tidak mencampur pakaian yang
dicuci dengan cucian milik orang lain
- Tidak menyiapkan makanan untuk
orang lain
Septivita, Dian.
(2018). ANALISIS FAKTOR PERSONAL HYGIENE DAN
SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI HEPATITIS A PADA MAHASISWA
UNIVERSITAS JEMBER.Thesis.
Universitas Jember
Solichah, Zumrotun (2019).
Pemkab Jember Tetapkan Status KLB Hepatitis A. https://www.antaranews.com/berita/1226155/pemkab-jember-tetapkan-status-klb-hepatitis-a
(Diakses pada 18
Januari 2024 pada pukul 15.00 WIB)
Sasoka, Dwika Sari,
Prijono Satyabakti (2014). The
Relationship Between Hygiene with Hepatitis A Incidentin Students. Jurnal
Berkala Epidemiologi, 2 (3). 332-333
NAMA : Nola Dwi Cahyaning Penggalih
NIM : 22102150
KELAS : 22C Ilmu Keperawatan

Komentar
Posting Komentar